Pencernaan Semakin Sehat dengan Puasa Syawal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Puasa Syawal selama enam hari setelah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri banyak memberikan manfaat. Tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi dari sisi medis, puasa Syawal sangat baik untuk kesehatan.
Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi menjelaskan, puasa Syawal bagus untuk sistem pencernaan. Terutama untuk menyesuaikan keadaan setelah menjalankan puasa Ramadhan selama 30 hari dan Lebaran.
"Sebenarnya Islam sendiri sudah memberikan solusi, yaitu puasa Syawal. Sebenarnya adalah solusi ketika kita full puasa 30 hari. Kalau tiba-tiba kita langsung makan aja, ini kan kita dikasih break Lebaran. Kemudian kita memulainya lagi dengan puasa Syawal itu, sebenarnya salah satu solusinya," jelas Prof Ari saat live Instagram beberapa waktu lalu.
"Biar sistem pencernaan kita juga menyesuaikan dengan keadaan. Tapi yang terpenting, kita adalah sudah bisa menjaga asupan makanan (selama puasa Ramadhan) dan seharusnya bisa dipertahankan lagi. Artinya jumlah makanan harus dikurangi. Nasinya, lauknya," tambahnya. (Baca juga; Puasa Syawal, Pahalanya Seperti Puasa Setahun Penuh )
Adapun puasa Syawal dikatakan Prof Ari adalah melanjutkan jadwal makan yang teratur selama puasa Ramadhan. Hal ini tentunya akan berdampak baik bagi kesehatan pencernaan. Adapun hal baik yang terjadi saat menjalankan puasa Ramadhan. Mulai dari kadar kolesterol jahat turun dan kadar kolesterol baik meningkat.
Kemudian juga orang yang memiliki masalah kencing manis, diungkapkan Prof Ari biasanya memiliki kadar gula lebih terkontrol. Sedangakn pasien hipertensi tecatat dibanyak penelitian bahwa memiliki tekanan darah yang juga terkontrol. (Baca juga; Tradisi Lebaran Unik di Berbagai Negara, Pelesir ke Pantai dan Ziarah Kubur )
"Pertama, kita sudah mencapai keteraturan makan dua kali, pagi dan malam. Kemudian juga kita mengurangi asupan kita dan yang terpenting kita melakukan pengendalian diri. Karena udah turun 3 kilo dan pertahankan 3 kilo itu. jangan jadi balik lagi ke berat badan semula," kata Prof Ari.
Dengan kata lain, puasa Syawal memberikan kesempatan untuk semua orang menjalankan hidup lebih sehat lagi. "Obesitas itu bisa menjadi masalah termasuk juga berhubungan dengan Covid-19. Jadi ini kesempatan kita untuk lebih sehat dan juga LDL itu harus dijaga terus, goreng-gorengan dan lemak tadi karena berhubungan dengan jantung," tandasnya.
Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi menjelaskan, puasa Syawal bagus untuk sistem pencernaan. Terutama untuk menyesuaikan keadaan setelah menjalankan puasa Ramadhan selama 30 hari dan Lebaran.
"Sebenarnya Islam sendiri sudah memberikan solusi, yaitu puasa Syawal. Sebenarnya adalah solusi ketika kita full puasa 30 hari. Kalau tiba-tiba kita langsung makan aja, ini kan kita dikasih break Lebaran. Kemudian kita memulainya lagi dengan puasa Syawal itu, sebenarnya salah satu solusinya," jelas Prof Ari saat live Instagram beberapa waktu lalu.
"Biar sistem pencernaan kita juga menyesuaikan dengan keadaan. Tapi yang terpenting, kita adalah sudah bisa menjaga asupan makanan (selama puasa Ramadhan) dan seharusnya bisa dipertahankan lagi. Artinya jumlah makanan harus dikurangi. Nasinya, lauknya," tambahnya. (Baca juga; Puasa Syawal, Pahalanya Seperti Puasa Setahun Penuh )
Adapun puasa Syawal dikatakan Prof Ari adalah melanjutkan jadwal makan yang teratur selama puasa Ramadhan. Hal ini tentunya akan berdampak baik bagi kesehatan pencernaan. Adapun hal baik yang terjadi saat menjalankan puasa Ramadhan. Mulai dari kadar kolesterol jahat turun dan kadar kolesterol baik meningkat.
Kemudian juga orang yang memiliki masalah kencing manis, diungkapkan Prof Ari biasanya memiliki kadar gula lebih terkontrol. Sedangakn pasien hipertensi tecatat dibanyak penelitian bahwa memiliki tekanan darah yang juga terkontrol. (Baca juga; Tradisi Lebaran Unik di Berbagai Negara, Pelesir ke Pantai dan Ziarah Kubur )
"Pertama, kita sudah mencapai keteraturan makan dua kali, pagi dan malam. Kemudian juga kita mengurangi asupan kita dan yang terpenting kita melakukan pengendalian diri. Karena udah turun 3 kilo dan pertahankan 3 kilo itu. jangan jadi balik lagi ke berat badan semula," kata Prof Ari.
Dengan kata lain, puasa Syawal memberikan kesempatan untuk semua orang menjalankan hidup lebih sehat lagi. "Obesitas itu bisa menjadi masalah termasuk juga berhubungan dengan Covid-19. Jadi ini kesempatan kita untuk lebih sehat dan juga LDL itu harus dijaga terus, goreng-gorengan dan lemak tadi karena berhubungan dengan jantung," tandasnya.
(wib)